Entri Populer

Sabtu, 06 November 2010

ASUHAN KEPERAWATAN DECOMPENSASI CORDIS

ASUHAN KEPERAWATAN
Pasien Dengan
DECOMPENSASI CORDIS


A. DEFINISI
Payah jantung adalah suatu eadaan dimana jantung yang tidak mampu lagi untuk memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan guna kebutuhan metabolisme jaringan

B. PENYEBAB TERJADINYA PAYAH
1. Disfungsi myocard karena gangguan kontraksi yang menimbulkan cardiac output menurun, misalnya : Penyakit jantung koroner
2. Abnormal pressure over load (sistolik over load), yaitu : beban berlebihan pada waktu jantung kontraksi (sistolik), misalnya pada hipertensi, aortic stenosis
3. Abnormal volume over load (diastolic over load), yaitu : Beban isian ke dalam vebtrikel yang berlebihan pada waktu diastole, misalnya pada myocard infark
4. Kenaikan kebutuhan metabolisme beban kebutuhan sirkulasi badan melampaui daya kerja jantung (high output failure), misalnya : Anemia, tirotoksikosis
5. Gangguan pengisian dari ventrikel, misalnya paricarditis

C. MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
Bila jantung dihadapkan pada beban yang berlebihan, jantung berusaha mengatasinya dengan cara :
 Menurun dilatasi ventrikel
 Menurun hipertropi myocard
 HR meningkat

D. PEMBAGIAN PAYAH JANTUNG
1. Payah jantung kiri
2. Payah jantung kanan
3. Payah jantung kiri dan kanan

E. KELUHAN
Sesak nafas hebat, seperti tercekik, batuk-batuk dengan riak berbuih tipis dan kemer-merahan


F. PEMERIKSAAN FISIK
Gelisah, pernafasan cepat dan dangkal, berkeringat, nadi cepat, tekanan darah mula-mula dapat meningkat yang kemudian akan menurun
1. Pemeriksaan Auskultasi
Auskultasi paru terdengar ronkhi basah dan kasar, mula-mulanya terdengar dilobus bawah saja, kemudian merata ke seluruh lapangan paru, juga ada wheezing, jantung selalu membesar. S1 – S2 mengeras, terdengar irama gallop (summation gallop)
2. Pemeriksaan Radiologi
Khas berupa bendungan vena-vena dihilus (gambaran kupu-kupu) atau parenchial clouding, vena pulmonalis prominent dilobus superior, tampak garis kerley B (garis septal) di lapangan bawah paru, jantung dapat normal atau membesar
3. Analisa Gas Darah
Terdapat gambaran asidosis respiratorik dan asidosis metabolic

G. PENGOBATAN
 Dudukkan penderita
 Oksigen dengan cateter hidung 6 – 8 liter / menit
 Morphine selfat diberikan secara tirasi dengan dosis 2,5 mg – 5 mg diencerkan dalam dextrose 5%
 Diuretika furosemide dengan dosis 40 – 80 mg IV perlahan-lahan
 Digitalis :
- Bergantian
- Pada tiga extremitas sekaligus
- Tekanan di bawah diastolic
- Lamanya sekitar 15 – 20 menit
 Flebotomi
Apabila tindakan-tindakan di atas kurang berhasil, maka baru dilakukan tindakan flebotomi, yaitu darah dikeluarkan 250 – 500 ml
 Vasodilator
Nitroprusside dengan dosis mulai dari 20 mikrogram / menit dengan infusion pump, nitrat diberikan sublingual atau oral
 Aminophyllin
Bila ada gejala dari spasme bronchus dapat diberikan aminopyllin dengan dosis 250 mg IV secara perlahan

H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dalam proses pengkajian, pengumpulan data dilakukan melalui auto anamnesa dan alloanamnesa, seperti riwayat penyakit lain sebagai pencetus terjadinya decompensasi cordis
Hal yang penting diketahui adalah : Usia, jenis kelamin, riwayat merokok, minum alcohol, ketergantungan obat-obatan, sakit yang pernah diderita sebelumnya, pekerjaan, apakah pekerjaan yang dilakukan memerlukan energi yang besar atau tidak, kebiasaan makan-makanan yang beresiko tinggi
Buang air besar dan buang air kecil apakah mengalami kesulitan atau tidak, frekuensi per harinya. Tingkat kecemasan, stress fisik / mental yang tinggi sangat berpengaruh pada terjadinya decompensasio cordis

2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan dalam cardiac output berkurang dengan tidak efektifnya jantung memompakan darah
b. Perubahan volume cairan kelebihan berhubungan dengan peningkatan congestive sistem vena dan kegagalan ventrikel
c. Kurang mampu melakukan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan menurunnya cardiac output
d. Cemas berhubungan dengan penyakitnya
e. Kurangnya terjadi perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan anorexia
f. Resiko terjadi perubahan integritas kulit
g. Resiko terjadi perubahan eliminasi defikasi, konstifasi berhubungan dengan imobilisasi

Diagnosa Keperawatan Ke-1
Perubahan dalam cardiac output berkurang dengan tidak efektifnya jantung memompakan darah

Tujuan :
Terjadinya peningkatan cardiac output setelah tindakan keperawatan

Rencana Tindakan :
 Beri O2 sesuai dengan program
 Anjurkan pasien untuk istirahat : Posisi kepala lebih tinggi 30 – 60 derajat
 Monitor tanda vital setiap 2 jam
 Batasi aktifitas dan Bantu pasien memenuhi kebutuhan
 Merencanakan asuhan keperawatan yang mengurangi kelelahan
 Monitor EKG dan photo thorak sesuai dengan instruksi
 Monitor tanda-tanda keracunan digitalis

Diagnosa Keperawatan Ke-2
Prubahan volume cairan berlebihan sehubungan dengan peningkatan congestive sistem vena dan kegagalan ventrikel

Tujuan :
Tercapainya keseimbangan cairan tubuh yang stabil dalam waktu 1 minggu

Rencana Tindakan :
 Timbang BB setiap pagi sebelum makan
 Pembatasan natrium dengan memberikan diet jantung III rendah garam III
 Auskultasi bunti nafas dan bunyi jantung setiap 2 – 4 jam
 Beri obat-obatan diuretika sesuai dengan instruksi
 Observasi efek dan keracunan diuretic
 Catat intake dan output setiap hari
 Pertahankan cairan pareteran dengan mikrodip
 Pertahankan pembatasan cairan
 Monitor protein dan elektrolit

Diagnosa Keperawatan Ke-3
Kurang mampu melakukan aktifitas sehari-hari sehubungan dengan menurunnya cardiac output

Tujuan :
Pasien akan mendemontrasikan peningkatan toleransi terhadap aktifitas sebagai bukti melalui aktifitas sehari-hari tanpa adanya kelelahan atau sesak nafas dalam waktu 1 minggu


Rencana Tindakan :
 Jelaskan pada pasien bahwa istirahat merupakan bagian penting dalam pengobatan
 Beri tindakan untuk mempertahankan istirahat pasien
- Pertahankan pembatasan aktifitas
- Pertahankan lingkungan yang tenang di sekitar pasien
- Pengobatan yang tepat waktu, kegiatan perawatan dan prosedur diagnostik dilakukan di luar jam istirahat pasien
- Bantu pasien dalam merawat diri sesuai dengan kebutuhan (mandi, BAB, BAK)
 Anjurkan pasien untuk tidur
 Beri tindakan untuk memperbaiki toleransi aktifitas :
- Beri istirahat yang adekuat di antara kegiatan
- Anjurkan pasien untuk menghemat tenaga
- Pertahankan status nutrisi yang optimal



Diagnosa Keperawatan Ke-4
Cemas sehubungan dengan penyakitnya

Tujuan :
Cemas teratasi setelah dilakukan pendekatan

Rencana Tindakan :
 Kaji pasien dari tanda-tanda dan gejala kecemasan
 Beri waktu untuk pasien dan keluarganya untuk mengungkapkan perasaan
 Beri penjelasan secara sederhana mengenai penyakitnya
 Beri penjelasan setiap akan melakukan tindakan dan jeaskan kembali sesuatu yang belum dimengerti pasien
 Beri kelonggaran waktu kunjungan anak dan familinya pada waktu-waktu tertentu
 Dampingi pasien dan beri support mental dan spiritual

Diagnosa Keperawatan Ke-5
Kurangnya pengetahuan mengenai proses penyakit, pengobatan dan perawatannya

Tujuan :
Pasien dan keluarganya menunjukkan pengertian tentang proses penyakit dan perawatan serta pengobatan melalui interaksi diskusi setelah diberikan penjelasan

Rencana Tindakan :
 Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit jantung dan faktor yang mempengaruhinya
 Terangkan secara sederhana mengenai penyebab proses penyakit dan kebutuhan perawatan selanjutnya
 Jelaskan pentingnya rencana untuk mempertahankan aktifita sehari-hari
 Jelaskan pentingnya mempertahankan diet dan pembatasan natrium, penting timbang BB setiap hari
 Jelaskan gejala-gejala dini kegagalan jantung supaya cepat dapat dilaporkan ke tim medis
 Jelaskan kegunaan dari obat-obatan, dosis, waktu pemberian dan efek sampingnya
 Jelaskan pentingnya tidak merokok

Diagnosa Keperawatan Ke-6
Resiko terjadi perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh sehubungan dengan anorexia

Tujuan :
Pasien akan mendapat nutrisi yang memadai untuk mempertahankan fungsi tubuh

Rencana Tindakan :
 Sajikan makanan yang disukai pasien sesuai dengan dietnya
 Berikan diet sesuai dengan instruksi dokter
 Berikan makanan dalam porsi kcil tetapi sering pada saat pasien tidak sesak
 Timbang BB paien setiap hari sebelum makan pada waktu yang sama
 Jelaskan diet dan semua batasannya
 Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi
 Tidak memaksa pasien untuk makan
 Observasi pasien dari tanda dan gejala malnutrisi setiap hari
 Bila perlu konsul ahli gizi

Diagnosa Keperawatan Ke-7
Resiko terjadi perubahan intregitas kulit

Tujuan :
Tidak terjadi gangguan intregitas kulit selama dalam perawatan

Rencana Tindakan :
 Observasi keadaan kulit terhadap tanda-tanda kemerahan, penglupasan, bersisik atau lecet tiap 2 jam
 Rubah posisi tidur pasien tiap 2 – 4 jam sekali
 Beri perawatan kulit dengan cara message pada daerah yang tertakan dan zalf Vaseline serta kamper tiap 2 jam
 Gunakan matras khusus untuk mencegah decubitus
 Pertahankan alat tenun tetap kering dan tegang

Diagnosa Keperawatan Ke-8
Resiko terjadi perubahan eliminasi defikasi, konsifasi sehubungan dengan imobilisasi

Tujuan :
Pasien akan mempertahankan kebiasaan buang air besar dari pola eliminasi normal

Rencana Tindakan :
 Observasi intake makanan setiap hari
 Bantu pasien BAB di tempat tidur selama masih sesak
 Berikan terapi laksansia sesuai dengan program
 Anjurkan pasien untuk tidak mengendan saat BAB
 Gunakan pot yang rendah pada saat pasien BAB
 Dampingi pasien saat BAB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar