Entri Populer

Sabtu, 06 November 2010

ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHO PENUMONIA

ASUHAN KEPERAWATAN
Pasien Dengan
BRONKHO PENUMONIA


A. Definisi :
Pneumonia merupakan suatu pada paru-paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Klasifikasi :
Berdasarkan anatomiknya, pneumonia dibagi atas lobaris, pneumonia lobularis (bronco pneumonia) dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis)
Berdasarkan eiologinya dibagi atas :
1. Bakteri
a. Pneumokok merupakan penyebab utama pneumonia. Pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh pneumokok sero tipe 1 sampai 8, sedangkan anak-anak tipe 14, 16 dan 19 insidens meningkat pada usia lebih kecil 4 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur
b. Streptokok, sering merupakan komplikasi dan penyakit virus lain seperti morbili dan varisela atau komplikasi penyakit kuman lain seperti perfusis, pneumonia oleh pneumokokus.
c. Basil gram negative seperti “H influenza”, P aueroginosa”, tubreculosa”
d. Streptokok lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progesif, resisten terhdap pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti : abses paru, empiema, tension pneumothorax
2. Virus
Virus “Respiratory Syncytial”, virus influenza adena, virus sitomegalik
3. Aspirasi
Makanan, misalnya pada tetanus neonatorium, benda asing, kerosene (benda minyak tanah) dan cairan amnion
4. Pneumonia Hipstatik
Penyakit ini disebabkan tidur telentang telalu lama, misalnya pada anak sakit dengan kesadaran menurun atau penyakit lain yang harus istirahat di tempat tidur yang lama, sehingga terjadi kongesti pada paru belakang bawah, kuman tadinya komensal berkembang biak jadi pathogen dan menimbulkan radang oleh karena itu pada anak-anak yang menderita penyakit yang memerlukan istirahat lama seperti tipoid harus diubah-ubah posisinya.
5. Jamur
“Histoplasmosis Capsulatum”, “Candida Abbicans”,Blastomikosis, lasidiodomikosis, aspergilosis dan aktinomikosis.

B. Gejala Klinik
Bronko Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi fraktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30oC – 40oC dan mungkin disrtai kejang karena demam tinggi anak sangat gelisah, sesak dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernafasan cuping hidung merupakan trias gejala yangpatognomonik, kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian jadi produktif
C. Pemeriksaan Fisik
Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik, tapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal. Pernafasan cuping hidung disertai sianosis sekitar hidung dan mulut harus dipikikan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada ausukultasi, suara nafas vesikuler melemah. Terdapat bronchi basah halus nyaring. Jika sering bronco pneumonia menjadi satu (“Confluens”) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara nafas mengeras


D. Pemeriksaan Penunjang
Secara laboratorik lekositosis, biasanya 15.000 – 40.000 / m dengan pergeseran ke kiri. Pengambilan secret secara bronkoskopi dan fungsi paru untuk preparat langsung, biakan dan tesresitensi dapat menentukan / mencari etiologinya, tetapi cara ini tida rutin dilakukan karena sukar. Foto roentgen dilakukan untuk melihat :
1. Komplikasi seperti empiema, atelektosis, perikarditis, pleurits dan OMA
2. Luas daerah paru yang terkena
E. Evaluasi Pengobatan
Pada bronkho pneumonia bercak-bercak inflitrat ditemukan pada stu atau beberapa lobus
F. Penatalaksanaan
Pada neonatus berikan :
1. Oksigen 2 liter / menit
2. IVFD (Intra Fluid Drip)
a. Jenis cairan adalah glukosa 10% Na Bic dengan perbandingan 4 : 1 sebelum menentukan cairan periksa gula darah. Bila kadarnya 0 – 45 mg%. suntikan Glu 40% cc dosis 2 cc / kk BB. Intravena
b. Berikan cairan dengan melihat kebutuhannya sebagai berikut :
Umur (hari ke) Kebutuhan (ml / kg BB / hari)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10-14
15-30 60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
150


Setiap kenaikan suhu 1oC, kebutuhan cairan ditambah 12%
Tetesan dibagi rata dalam 24 jam :
1 ml : 15 tetes makrodrip
1 ml : 60 tetes mikrodrip
3. Pengobatan
a. Dasar pengobatan antibiotic berdasarkan etiologi dan tes resitensi berhubung hal ini tidak selalu dapat dikerjakan dan memakan waktu lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi :
Penisilin prokain 50.000 unit / kb 66 / hari dan kanomisin 15 mg / kg bb / hari dalam dua dosis atau empisilin 100 mg / kg bb / hari dalam 9 dosis i.v dan gentamisin 5 mg / kag bb / hari dalam dua dosis i.m

b. Kortikosteroid
Kortison aseta 15 mg/kg bb/hari intramuskuler. Diberikan bila ekspirasi memanjang atau lender banyak sekali. Berikan dalam tiga kali pemberian
4. Pemeriksaan Rutin
a. Foto thorak
b. Astrup atau indikasi dan dilakukan evaluasi
c. Darah, urin, feses
d. Kadar glukosa darah
Pada bayi umur 1 bulan – 2 tahun, berikan
1. Oksigen
2. IVFD
a. Jenis cairan 2A.kcl (1 – 2 mek/kg bb/24 jam atau kcl 6 mek / 500 ml)
b. Kebutuhan cairan adalah sebagai berikut :
Kg –kk Kebutuhan (ml / kg bb / hari)
3 – 10
11 – 15
Lebih dari 15 105
85
65
c. Tetes dibagi rata dalam 24 jam
3. Pengobatan
a. Antibiotik
Penisiin prokain 50.000 u / kg bb / hari i.m dan kloramfenikol 75 ml / kg bb / hari dalam 4 dosis i.m / i.v atau ampisilin 100 mg / kg bb / hari i.m dalam dua dosis sehari
b. Kortikosteroid
Pemberian dan indikasi sma dengan pada neonatus
4. Pemeriksaan Rutin
a. Foto thorak
b. Astrup indikasi
c. Darah, urine, feses
d. Mt 1 / 2000 hanya di atas 2 bulan
e. Pemeriksaan lain atas indikasi, misalnya glukosa darah pada usia di atas 2 tahun, berikan :
1. Bila dispnue berat berikan o2
2. IVFD : Cairan DG 10% a atau caran 24 kcl, gluc 10% tetesan dibagi rata dalam 24 jam
3. Pengobatan : Penisilin prokain 50.000 u /kg bb / hari dan kloram fenikol 75 ml / kg bb / hari dibagi dalam 4 dosis
Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama 4 – 5













Diagnosa Keperawatan

1. Efektifitas jalan nafas terganggu b.d secret di jalan nafas
2. Gangguan peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi di pan
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d vomitus
4. Ganggun pola tidur b.d tidak dapat batuk secara efektif
5. Kecemasan keluarga b.d kurang pengetahuan
6. Resiko pe kesadaran b.d obstruksi jalan

Diagnosa Keperawatan ke-1
Efektifitas jalan nafas terganggu b.d secret di jalan nafas

Rencana Tindakan :
1. Kaji kebutuhan oksigen
2. Bebaskan jalan nafas
3. Atur posisi semi fower
4. Psg gudel
5. Monitor vital sign
6. Kolaborasi medis dalam hal pemberian terapi

Diagnosa Keperawatan ke-2
Gangguan peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi di pan

Rencana Tindakan :
1. Kompres hangat / dingin di daerah frontal dan axial banyak minum
2. Monitor temperature
3. Ganti Pakaian bila basah
4. Monitor lutake out put
5. Kolaborasi medis dalam hal pemberian terapi

Diagnosa Keperawatan ke-3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d vomitus

Rencana Tindakan :
1. Berikan makan porsi kecil tetapi sering
2. Pertahankan kebersihan mulut dan berikan lingkungan nyaman
3. Observasi intake makanan
4. Kolaborasi tim gizi untuk diet
5. Kolaborasi tim medik untuk pemberian terapi




Diagnosa Keperawatan ke-4
Gangguan pola tidur b.d tidak dapat batuk secara efektif

Rencana Tindakan :
1. Kaji masalah kualitas tidur
2. Kurang rangsangan lingkungan sekitar
3. Ciptakan ruangan segar dan nyaman
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
5. Lbatkan keluarga berikan support kepada keluarga

Diagnosa Keperawatan ke-5
Resiko pe kesadaran b.d obstruksi jalan

Rencana Tindakan :
1. Kaji tingkat kecemasan
2. Identifikasi kebutuhan penyuluhan
3. Berikan penyuluhan sesuai kebutuhan
4. Gunakan bahsa yang mudah dimengerti
5. Beri penjelasan ajarkan tentang prosedur perawatan di RS

Diagnosa Keperawatan ke-6
Kecemasan keluarga b.d kurang poengetahuan

Rencana Tindakan :
1. Kaji kebutuhan O2
2. Monitor Vital sign
3. Lakukan suction sesuai kebutuhan
4. Atur posisi medik untuk terapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar