Entri Populer

Sabtu, 06 November 2010

ASUHAN KEPERAWATAN HERPES ZOSTER

ASUHAN KEPERAWATAN
Pasien Dengan
HERPES ZOSTER


I. Definisi
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus varisela
zoster yang menyaring kulit dan mukosa.Infeksi ini merupakan reaktivitas
virus yang terjadi setelah infeksi primer.Kadang-kadang infeksi primer berlangsung
subklinis.Frekuensi penyakit pada pria dan wanita sama,lebih sering mengenai usia
dewasa.
II. Manifestasi Klinis
Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal.Gejalanya sistemik
seperti demam,pusing,malaise,maupun lokal seperti nyeri otot tulang,gatal,pegal.
Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel.Vesikel ini
berisi cairan bening kemudian menjadi keruh..Disamping gejala kulit di jumpai
pembesaran kelenjar getah bening regional.

III.Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan percobaan Tzank dapat ditemukan sel datia berinti banyak.

IV.Penatalaksana
Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik,untuk nyerinya diberikan analgetik
Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotic.
Pada herpes zosteroftalmikus mengingat komplikasinya serta pasien dengan
defisiensi imunitasdiberikan antiviral atau imunostimulator.Antiviral yang biasa
diberikan adalah axiclovir sejak lesi muncul dalam 3 hari pertama karena lewat dari
masa ini pengobatan tidak efektif.Dosis anjuran 5x800 mg/hari selama 7 hari.Atas
pertimbangan biaya dapat digunakan 5x400mg selama 7 hari.Imunostimulator yang
biasa digunakan ialah isoprinosin 50mg/kg BB/hari,dosis maksimal 3000mg sehari.
Obat ini juga diberikan dalam 3 hari pertama lesi muncul.
Kortikisteroid diindikasikan untuk sindrom Ramsay Hunt untuk mencegah
fibrosis ganglion.Pemberian harus sedini mungkin untuk mencegah paralysis.
Biasannya diberikan prednisone. 3 x 20 mg/hari,setelah seminggu dosis diturunkan
secara bertahap.
Pengobatan tipical tergantung pada stadium.Pada stadium vesikel diberikan
bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi skunder.Bila
erosive diberikan kompres terbuka.Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salep
antibiotic.







Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada ujung-ujung syaraf
b/d proses penyakit.
2. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya infeksi pada tubuh.
3. Kecemasan keluarga mengenai penyakit b/d kurangnya pengetahuan


*Rencana Tindakan Diagnosa Keperawatan I
a. Kaji tingkat rasa nyeri os.
b. Atur posisi os senyaman mungkin.
c. Kolaborasi dengan tim medik.

*Rencana Tindakan Diagnosa Keperawatan II
a. Observasi vital sign os setiap 6 jam sekali
b. Anjurkan os untuk minum yang adekuat
c. Anjurkan os untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.
d. Ganti baju os apabila basah.
e. Kolaborasi dengan tim medik

*Rencana Tindakan Diagnosa Keperawatan III
a. Kaji tingkat kecemasan os dan keluarga
b. Identifikasi kebutuhan penyuluhan
c. Berikan penyuluhan sesuai kebutuhan
d. Gunakan bahasa yang mudah di mengerti
e. Beri penjelasan dan ajarkan tentang prosedur perawatan di Rs.




















ASUHAN KEPERAWATAN
Pasien Dengan
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
(PPOK)



I. Definisi
Penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK adalah penyakit obstruktif jalan
nafas karena bronchitis kronik.Obstruksi tersebut umumnya bersifat progresif
bisa disertai proggresif,bisa disertai hiperaktivitas bronkus dan sebagian bersifat
reversible.

II. Etiologi
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara
3. Paparan debu,asap,dan gas-gas kimiawi akibat kerja.
4. Riwayat infeksi saluran nafas
5. Bersifat genetic yaitu defesiensi

III. Patofisiologis
Pada bronkitis akut maupun emfisema terjadi penyempitan saluran nafas.
Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan
sesak.Pada emfisema paru penyempitan saluran nafas disebabkan oleh kurangnya
elastisitas paru-paru.

IV.Manifestasi Klinis
1. Batuk
2. Sputum putih jika ada infeksi menjadi purulen
3. Sesak,sampai menggunakan otot-otot pernafasan tambahan untuk bernfas.

V. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik :
- Pasien biasanya tampak kurus dengan “barrel-shaped chest”
- Perkusi dada hipersonor,peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih
rendah ,pekak jantung berkurang.
- Suara nafas berkurang dengan ekspirasi memanjang.
3. Pemeriksaan Radiologi
4. Pemeriksaan fungsi paru.
5. Pemeriksaan gas darah
6.Pemeriksaan EKG
7. Pemeriksaan laboratorium darah : hitung sel darah putih.



VI.Penatalaksanaan
1. Pencegahan : mencegah kebiasaan merokok,infeksi,dan polusi darah
2. Terapi ekserbasi akut dilakukan dengan :
a. Antibiotik,karena ekserbasi biasanya dissertai infeksi.Pemberian ampisililn
4 x 0,25-0,5 g/hari atau eritromisin 4 x 0,5g/hari.
b. Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan karena hipperkapnia
dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2.
3. Terapi jangka panjang :
a. Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang,ampisilin 4x0,25- 0,5/hari
dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut.
b. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik.
c. Mukolitik dan ekspektoran
d.Fisioterapi
e. Rehabilitasi,paien cendrung menemui kesulitan bekerja.




Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektifitasnya bernafas b/d secret di jalan nafas
2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar